Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

DIROSAH HADITS TAWASSUL NYA NABI ADAM AS DENGAN NABI MUHAMMAD SAW KETIKA BERTAUBAT

DIROSAH HADITS TAWASSUL NYA NABI ADAM AS DENGAN NABI MUHAMMAD SAW KETIKA BERTAUBAT

 
DIROSAH HADITS TAWASSUL NYA NABI ADAM AS DENGAN NABI MUHAMMAD SAW KETIKA BERTAUBAT

Di Tulis Oleh Abu Haitsam Fakhry
<< DOWNLOAD >>

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

.بسم الله الرحمن الرحيم


Hadits Tawassul nabi Adam AS dengan nabi Muhammad SAW sebelum beliau lahir ke dunia.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya dari kakeknya dari Umar bin Khaththab RA beliau berkata, bahwa Nabi SAW bersabda:

« لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمُ الْخَطِيئَةَ ، قَالَ: يَا رَبِّ ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ لَمَا غَفَرْتَ لِي ، فَقَالَ اللَّهُ: يَا آدَمُ ، وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ أَخْلُقْهُ ؟ قَالَ: يَا رَبِّ ، لأَنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي بِيَدِكَ وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوحِكَ رَفَعْتُ رَأْسِي فَرَأَيْتُ عَلَىَ قَوَائِمِ الْعَرْشِ مَكْتُوبًا لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ، فَعَلِمْتُ أَنَّكَ لَمْ تُضِفْ إِلَى اسْمِكَ إِلا أَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيْكَ ، فَقَالَ اللَّهُ: صَدَقْتَ يَا آدَمُ ، إِنَّهُ لأُحِبُّ الْخَلْقِ إِلَيَّ ادْعُنِي بِحَقِّهِ ، فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ وَلَوْلا مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ ».
 
“Ketika Adam melakukan kesalahan, lalu ia berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku memintaMu dengan haq Muhammad agar Kau ampuni diriku".

Lalu Allah berfirman: “Wahai Adam, darimana engkau tahu Muhammad padahal belum aku jadikan?”

Adam menjawab: “Ya Tuhanku ketika Engkau ciptakan diriku dengan tanganMu dan Engkau hembuskan ke dalamku sebagian dari ruhMu, maka aku angkat kepalaku dan aku melihat di atas tiang-tiang Arash tertulis”Laailaaha illallaah Muhamadun rasulullah”maka aku mengerti bahwa Engkau tidak akan mencantumkan sesuatu kepada namaMu kecuali nama mahluk yang paling Engkau cintai".

Allah menjawab: “Benar Adam, sesungguhnya ia adalah mahluk yang paling Aku cintai, berdoalah dengan haqnya maka Aku telah mengampunimu, dan andaikan bukan karena Muhammad maka tidaklah Aku menciptakanmu".


(HR. Hakim di Mustadrok 2/615, Ibnu Asakir di Tarikh Damaskus 2/323/2 dan Baihaqi di Dalail Nubuwah 5/488).

Imam Hakim berkata bahwa hadits ini adalah shohih dari segi sanadnya. Demikian juga Imam Baihaqi dalam kitabnya Dalail Annubuwwah, Imam Qostholany dalam kitabnya Almawahib 2/392, Imam Zarqoni dalam kitabnya Syarhu Almawahib Laduniyyah 1/62, Imam Subuki dalam kitabnya Shifa’ Assaqom dan Imam Suyuti dalam kitabnya Khoshoish Annubuwah, mereka semua mengatakan bahwa hadits ini adalah shohih.

Dan dalam riwayat lain, Imam Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan redaksi:

« فلولا محمد ما خلقت آدم ولا الجنة ولا النار ». (أخرجه الحاكم فى المستدرك 2/216).

“Kalau bukan karena Muhammad, aku tidak menciptakan Adam, tidak juga surga dan neraka”. 
(HR. Hakim di Mustadrok 2/216).

Al-Hakim mengatakan bahwa hadits ini adalah shohih dari segi sanad, demikian juga Syekh Islam Albulqini dalam fatawanya mengatakan bahwa ini adalah shohih, dan Syekh Ibnu Jauzi memaparkan dalam permulaan kitabnya Alwafa’, dan dinukil oleh Ibnu Kastir dalam kitabnya Bidayah Wannihayah 1/180.

Walaupun dalam menghukumi hadits ini tidak ada kesamaan dalam pandangan ulama’, hal ini disebabkan perbedaan mereka dalam jarh wattta’dil (penilaian kuat dan tidak) terhadap seorang rowi, akan tetapi dapat diambil kesimpulan bahwa tawassul terhadap Nabi Muhammad SAW adalah boleh.

BANTAHAN ATAS KANDUNGAN HADITS DAN KESHAHIHAN SANADNYA:

Pertama:


Yang benar, bahwa bertaubat nya Nabi AS itu seperti yang Allah SWT ceritakan dalam al-Quran, yaitu firman Allah SWT:

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

Artinya: “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. [QS Al Baqarah:36]

فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Artinya: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. [QS Al Baqarah:37]

Berikut ini adalah beberapa kalimat (kata) taubat yang dimaksud:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. [QS Al A’raaf:23].

Jadi Adam dan Hawa dua-duanya bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla dengan mengucapkan kalimat-kalimat di atas.

Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 9/247 meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiya Allahu ‘anhuma (menjelaskan ayat):

{}فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ{}
قال: أي رب ألم تخلقني بيدك ؟ قال: « بلى ». قال: أي رب ، ألم تنفخ في من روحك ؟ قال: « بلى ». قال: أي رب ، ألم تسكني جنتك ؟ قال: « بلى ». قال: أي رب ألم تسبق رحمتك غضبك ؟ قال: « بلى ». قال: أرأيت إن تبت وأصلحت أراجعي أنت إلى الجنة ؟ قال: « بلى ». قال: فهو قوله {}فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ... {}

Artinya: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya”. [QS Al Baqarah (2):37]

Dia (Adam) berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau menciptakan aku dengan tangan-Mu? Dia (Allah) menjawab: Ya.

Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau meniupkan ke dalam diriku sebagian roh-Mu?
Allah menjawab: Ya. Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau menempatkan aku tempat kediaman di surga?

Allah menjawab: Ya. Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau mendahulukan rahmat-Mu atas kemarahan-Mu?

Allah menjawab: Ya.

Adam berkata: Ya Rabbi, bukankah Engkau akan mengembalikan aku ke surga apabila aku bertaubat dan memperbaiki diri?

Allah menjawab: Ya.

Demikianlah penjelasan Ibnu ‘Abbas tentang Firman Allah ta’aala (فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ)
(Hadits ini diShahihkan Sanadnya oleh al-Hakim dan di setujui oleh Adz-Dzahabi)

KEDUA:


Adapun mengenai hadits taubatnya Nabi Adam AS dengan cara bertawassul dengan Nabi Muhammad SAW serta penshahihan Imam al-Hakim dan para ahli hadits lainnya terhadap hadits tsb, maka bantahannya adalah sbb:

Imam Dhahabi dalam kitabnya Talkhis al-Mutasdrok 2/615 mengkiritik Hakim yang telah mengklaim bahwa hadits itu sahih dengan kata-kata bantahan berikut ini:

“Akan tetapi yang benar adalah hadits itu palsu (موضوع), dan (perawi yang bernama) Abdurrahman (bin Zaid bin Aslam) sangat lemah, kemudian (bapaknya) Zaid bin Aslam adalah orang yang tidak saya kenal, siapa dia itu ?”. (Talkhis Mustadrok karya Adz-Dzahabi 2/615)

Salah satu kontradiksi Hakim sendiri dalam kitabnya Mustadrok yaitu dia telah menyebutkan hadits lain masih dalam satu kitab dari orang yang sama yaitu Abdurrahman tadi, akan tetapi dia tidak mensahihkannya bahkan dia berkata:

“Bukhory dan Muslim tidak mau berhujjah dengan Abdurrahman bin Zaid”.

Dan Hakim juga telah lupa jika dirinya telah memasukkan Abdurrahman bin Zaid dalam kitabnya Adh-Dhu'afa (kumpulan orang-orang dhoif / lemah).
Dan beliau sendiri telah berkata dalam kitab Al Madkhal ilaa Ma'rifatish Shahih Minas Saqiim 1/154:

“وعبد الرحمن بن زيد بن أسلم روى عن أبيه أحاديث موضوعة لا يخفى على من تأملها من أهل الصنعة أن الحمل فيها عليه”.

"Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya beberapa hadits palsu yang dapat diketahui secara jelas oleh pakar hadits yang menelitinya bahwa dialah yang membuat hadits-hadits tersebut.”

Kedhaifan Abdurrahman ini telah di sepekati para ulama hadits, seperti yang dinyatakan Ibnu Taimiah dalam kata-katanya: “Abdurrahman bin Zaid itu dhoif sesuai dengan kesepakatan para ulama, dia banyak melakukan kekeliruan”. (Qo'idah Jalilah fit Tawassul hal 69).

Ibnu Abdil Haadii dalam kitab Ash-Shoorimul Mungki hal. 32 berkata: “Sungguh benar-benar aneh dan ajaib dari nya (maksudnya As-Subki pen.) bagaimana mungkin dia mau bertaklid kepada Al-Hakim dalam mensahihkannya, padahal jelas-jelas itu adalah hadist yang tidak sahih dan tidak otentik, bahkan sanadnya sangat lemah sekali, dan sebagian para Imam ahli hadist telah mengklaimnya palsu, lagi pula sanadnya dari Al-Hakim hingga Abdurrahman tidaklah sahih, bahkan kesannya di buat-buat atas nama Abdurrahman”.

Diantara para ulama yang mendhaifkan Abdurrahman ini adalah Imam Ahmad, Abu Zur'ah, Abu Hatim, An-Nasai, Daruquthni, Ibnu Hajar Al-Asqalany dan lainnya. (Lihat: Mizanul I'tidal 2/5640).

Imam Bukhory berkata: “Abdurrahman dianggap sangat lemah sekali oleh Ali
(Al-Madiny)”. (Lihat: Mizanul I'tidal 2/5640).

Ibnu Hibban dalam kitab Al-Majruhin 1/57 berkata: “Dia telah memutar balikkan hadits, dia sendiri awalnya orang yang tidak dikenal, dan mulai dikenal ketika dia banyak meriwayatkan hadits dengan cara merubah-rubah hadits mursal menjadi marfu' dan hadits mauquf menjadi musnad, maka sebagai hukumannya harus meninggalkan riwayatnya”.

Imam al-Baihaqi dalam (دلائل النبوة 5/489) setelah menyebutkan hadits diatas berkata:

“تفرد به عبد الرحمن بن زيد بن أسلم وهو ضعيف”.

“Abdurrrahman bin Zaid bin Aslam, dia sendirian meriwayatkannya, dan dia itu dhoif”.

Robi' bin Sulaiman Al-Murody seorang murid dan juga penulis Kitab Al-Umm Imam Syafi'i, dia berkata:

“Aku mendengar Imam Syafii berkata: Pernah di tanyakan kepada Abdurrahman bin Zaid bin Aslam: apakah bapakmu telah berbicara padamu dari kakeknya bahwa perahu nabi Nuh telah berthawaf mengelilingi Ka'bah dan (setelah itu) perahu tsb sholat dua rokaat di belakangnya ? Dia menjawab: Iya”.

(Lihat: Ash-Shorimul Mungky karya Ibnu Abdil Haadii 1/42, Bulughul Amani fir Radd 'Ala Miftahit Tiijaani 1/36)

Maksud Imam Syafii menyebutkan kisah tsb untuk membuktikan kebohongannya.

Al-'Uqaily dalam kitab Adl-Dluafa menyebutkan: bahwa ada seorang laki-laki di hadapan Imam Malik menyebutkan sebuah hadist, maka beliu bertanya: “Siapa yang mengatakan hadist itu pada mu ?, maka orang itu menyebutkan sanadnya yang putus, maka beliau berkata: Pergilah ke Abdurrahman bin Zaid, dia akan menyampaikan sebuah hadist padamu dari bapaknya tentang Nabi Nuh”.

Ibnul Jauzi berkata: “Para Ulama telah ber ijma' (konsensus / sepakat) akan kedlaifannya”.
(Lihat: Al-Mizan 2/534, Tarikh Kabir karya Imam Bukhori 5/285, Tarikh Shogir Karya Bukhori hal. 74, At-Tahdzib 5/90 dan Tahdzibul Kamal 17/118).

Kemudian perawi yang meriwayatkan dari Abdurrahman yang bernama Abul Haris Abdullah bin Muslim al-Fihry, di sebutkan oleh Dzahabi dalam kitabnya Mizan I'tidal ketika mengupas hadits ini, beliau berkata: “Khabar (hadits) ini batil, Baihaqi telah meriwayatkannya dalam kitabnya Dalail Nuabuwah, dan Baihaqi berkata: “Yang meriwayatkan hadits ini Abdurrahman bin Zaid bin Aslam sendirian, dan dia Dhoif (lemah). (Lihat: Silsilah Ahadits Addha'ifah 1/89).

Dan yang demikian itu di akui atau di tetapkan Ibnu Kastir dalam kitab Tarikhnya Al-Bidayah wan Nihayah 2/323, dan di setujui oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Kitab Al-Lisan bahwa: Khabar (hadits) tsb adalah Bathil, bahkan beliau menambahinya dengan kata-kata:
 
“Perawi Al-Fihry tidak jauh berbeda dengan perawi sebelumnya, karena setaraf”.

“Perawi sebelum Al-Fihry atau perawi yang meriwayatkan dari dia bernama Abdullah bin Muslim bin Rashid telah di sebut-sebut oleh Ibnu Hibban dengan mengatakan: dia tertuduh melakukan pemalsuan hadits, dia menciptakan hadits palsu dengan mengatas namakan Laits, Imam Malik, dan Ibnu Lahi'ah. Tidak halal hukumnya menulis hadits darinya. Dialah yang meriwayatkan dari Ibnu Hudbah sebuah nuskhoh (lembaran tulisan), dan nampaknya telah direkayasa”.

(Lihat: Al-Mizan 2/387, Lisanul Mizan karya Al-Hafidz Ibnu Hajar 3/441 dan Silsilah Ahadits Addha'ifah karya Al-Bany 1/89).

Hadits diatas telah diriwayatkan pula oleh Tabrony dalam kitabnya Mu'jam Shagir no. 207 lewat jalur lain dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, kemudian Tabrani berkata: “Dia tidak meriwayatkan dari Umar kecuali dengan sanad seperti ini”.

Dan Ibnu Hajar al-Haitsami mengomentari hadits ini dalam kitabnya Majma' Zawaid 8/253 dengan mengatakan:

“Hadits ini di riwayatkan Tabrani di Mu'jam Awsath dan Mu'jam Shagir, dan di dalam sanadnya terdapat orang-orang yang aku tidak mengenalinya”.


Aku katakan: Komentar Al-Haitsami dalam menghukumi kelemahan hadits ini terlalu sederhana dan singkat sekali, maka bagi orang yang pengetahuannya minim mengira tidak ada perawi yang benar-benar di kenal cacat, akan tetapi yang benar tidak seperti itu, karena hadits tsb kisarannya pada Abdur Rahman bin Zaid bin Aslam, dalam hal ini Baihaqi menyatakan: “Dia sendirian meriwayatkan nya”. Dan dia adalah orang yang tertuduh melakukan pemalsuan hadits seperti yang di tuduhkan Hakim sendiri padanya, oleh karena itu wajar lah jika para ulama mengingkari Hakim atas pentashihan hadits tsb, dan mereka telah menganggap Hakim telah melakukan kekeliruan dan kontradiksi.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,”Periwayatan Al Hakim terhadap hadits ini termasuk yang diingkari oleh para ulama, karena sesungguhnya diri beliau sendiri telah berkata dalam kitab Al Madkhal ilaa Ma'rifatish Shahih Minas Saqim,”Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya beberapa hadits palsu yang dapat diketahui secara jelas oleh pakar hadits yang menelitinya bahwa dialah yang membuat hadits-hadits tersebut.”

Aku (Ibnu Taimiyah) katakan,”Dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam adalah perawi dha'if (lemah) dan banyak melakukan kesalahan sebagaimana kesepakatan mereka (ahli hadits).”(Qo'idah Jalilah fit Tawassul hal 69).

Syeikh az-Zarqoony dalam (شرح المواهب) 1/76: “غريب مع ضعف راويه / Aneeh, padahal perawinya dhoif”.

Syeikh Al Albani berkata,"Kesimpulannya sesungguhnya hadits ini Laa Ashla Lahu (tidak berasal) dari Nabi SAW, dan tidak salah jika menghukuminya dengan batil sebagaimana penilaian dua orang Al Hafizh, Adz Dzahabi dan (Ibnu Hajar) Al Asqalani sebagaimana telah dinukil dari keduanya.”(Silsilah Ahadits Addha'ifah 1/90).

Para ulama hadits yang mendhaifkan sanad hadits ini banyak sekali, diantaranya:

1. Imam al-Baihaqi dlm kitabnya (دلائل النبوة) 5/486
2. Adz-Dzahabi dalam kitabnya (تلخيص المستدرك) 2/615. Dia berkata: “Palsu”. Kemudian dlm kitabnya (الميزان): “Batil”, artinya palsu sanadnya dan batil matannya.
3. Syeikh Ibnu Taimiyah dlm kitabnya (الرد على البكري) hal. 6, beliau mengatakannya palsu.

4. Al-Haafidz Ibnu ‘Abdul Hadi dlm kitabnya (الصارم المنكي) menghukuminya palsu.
5. Al-Haafidz Ibnu Kaatsiir dalam kitab (البداية والنهاية) 2/323, beliau berkata: “Perawinya, orang yang diperbincangkan, dan mengutip perkataan al-Baihaqi bahwa perawinya lemah.

6. Ibnu Hajar al-Haitsami dalam (مجمع الزوائد) 8/253.
7. Al-Imam as-Sayuuthiy dalam kitab تخريج أحاديث الشفاء hal. 30.
8. Al-Haafiidz az-Zarqooniy dalam kitab شرح المواهب 1/76.
9. Asy-Syihaab al-Khofaajiy dalam kitabnya شرح الشفاء 2/242
10. Mala ‘Ali al-Qooriy dalam kitab شرح الشفاء 1/215.
11. Ibnu ‘Iraaq dalam kitab تنزيه الشريعة 1/76, menyebutkan perkataan akan kebatilan hadits tsb.

JAWABAN:

Imam Baihaqi dalam kitabnya Dalail Annubuwwah telah menshahihkannya (hadits tawassul Nabi Adam AS dengan Nabi Muhammad SAW), begitu juga Imam Qostholany dalam kitabnya Almawahib 2/392, Imam Zarqoni dalam kitabnya Syarhu Almawahib Laduniyyah 1/62, Imam Subuki dalam kitabnya Shifa’ Assaqom dan Imam Suyuti dalam kitabnya Khoshoish Annubuwah, mereka semua mengatakan bahwa hadits ini adalah shohih.

BANTAHAN:

Benarkah ?

Yang benar seperti yang diuraikan oleh Syeikh Sholeh bin Abdul ‘Aziz ‘Aali asy-Syeikh adalah justru sebaliknya. Silahkan baca kitab beliau هذه مفاهيمنا hal. 20-28) (.

Adapun Hadits riwayat lain, yaitu Imam Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan redaksi:

« فلولا محمد ما خلقت آدم ولا الجنة ولا النار ». (أخرجه الحاكم فى المستدرك 2/216).

“Kalau bukan karena Muhammad, aku tidak menciptakan Adam, tidak juga surga dan neraka”. (HR. Hakim di Mustadrok 2/216).

Kemudian Al-Hakim mengatakan bahwa hadits ini adalah shohih dari segi sanad, demikian juga Syekh Islam Albulqini dalam fatawanya mengatakan bahwa ini adalah shohih, dan Syekh Ibnu Jauzi memaparkan dalam permulaan kitabnya Alwafa’, dan dinukil oleh Ibnu Kastir dalam kitabnya Bidayah Wannihayah 1/180.

BANTAHANNYA:

PERTAMA:


Hadits qudsy tsb ada kemiripan dengan sebuah ungkapan Dalam Injil Yohana (1:13,4): Rasul Yohana berkata:

“(Yesus) Pada awalnya adalah sebuah kalimat (firman), dan kalimat itu telah ada di sisi Allah, dan kalimat itu adalah Allah... segala sesuatu tercipta dengan-Nya, dan tanpa dengan-Nya tidak akan pernah tercipta, dan kalimat itu menjadi jasad dan menyatu diantara kita, dan kami melihat keagungan-Nya benar-benar agung...”.

COBA PERHATIKAN !!!! ungkapan Rasul Yohana berkata:

"... segala sesuatu tercipta dengan-Nya (Yesus), dan tanpa dengan-Nya tidak akan pernah tercipta...”.

Bukan hal yang diragukan lagi akan kepalsuan ayat Injil ini, apalagi bersumber dari Injil riwayat Yohanes, Injil yang sangat berbahaya, satu-satu nya Injil yang mengandung banyak paragraf-paragraf yang dengan jelas menyatakan ketuhanan nabi Isa AS. Para uskup abad kedua banyak yang mengingkari penisbatan Injil ini kepada Yohanes Al-Hawaary, termasuk diantaranya Arinius murid Bulikarib murid Yohanes Al-Hawaary. Bulikarib tidak pernah mendengar bahwa Injil itu dari gurunya Yohanes, kalau seandainya itu benar pasti dia mengakuinya, dan muridnya juga Arinius pasti akan mendengarnya dan menyampaikannya.

KEDUA:

Redaksi lengkap hadits Qudsy: « فلولا محمد ما خلقت آدم ولا الجنة ولا النار » dan derajat keshahinnya sbb:

((أَوْحَى اللهُ إلَى عِيْسَى AS: يَا عِيْسَى آمِنْ بِمُحَمَّدٍ ، وَأْمُرْ مَنْ أَدْرَكَهُ مِنْ أُمَّتِكَ أَنْ يُؤْمِنُوْا بِهِ ، فَلَوْلاَ مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُ آدَمَ ، ولولا محمدٌ ما خَلقتُ الجنةَ والنارَ ، وَلَقَدْ خَلقتُ العَرْشَ علَى الماءِ فاضْطَرَبَ فكَتَبْتُ عَلَيْهِ: لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهً مُحَمَّدٌ رسولُ اللهِ ، فَسَكَنَ)).

“Allah mewahyukan kepada 'Isa AS: Wahai 'Isa berimanlah kepada Muhammad, dan suruhlah orang-orang dari umatmu yang menjumpai nya (Muhammad) agar semuanya beriman dengannya. Maka Kalau bukanlah karena Muhammad, aku tidak menciptakan Adam, dan kalaulah bukan karena Muhammad aku tidak ciptakan Syurga dan Neraka, dan sungguh telah aku ciptakan 'Arasy itu di atas air, maka ia bergetar, lalu Aku tuliskan di atasnya: Laa ilaha illalLaah Muhammadur rasululLah. maka ia diam tenang”.

Berkata al-Hakim: Soheh Isnadnya !! namun dikritik oleh az-Zahabi dengan mengatakan: “Aku percaya hadist ini Palsu kerana adanya Sa'id”.

Yang di maksud Said di sini adalah: Sa'id bin 'Aroobah (beliau bersendirian meriwayatkan hadith ini), dan telah diriwayatkannya dari 'Amru bin Aus al-Ansori dan dia didapati telah memalsukan hadith ini. Az-Zahabi telah menyebut tentangnya di dlm”al-Mizan", katanya: Dia mendatangkan khabar yg mungkar, dan katanya: Aku percaya khabar itu palsu dan disetujui oleh al-Hafidz Ibn Hajar di dlm”al-Lisan”

Berkata syeikh al-Albani (tentang hadith di atas) di dlm”as-Silsilah ad-Dhoiefah”(280): “Tidak ada asalnya”.

Muhammad bin Kholil al-Qoowiqji dalam kitabnya”اللؤلؤ المرصوع فيما لا أصل له ، أو بأصله موضوع”hal. 452-454 berkata: bahwa hadits ini dusta dan palsu.

Dan hadits tsb terdapat riwayat lain dengan redaksi sbb:

Allah SWT berfirman:

{ لَوْلاَكَ لَمَا خَلَقْتُ الأَفْلاَكَ }

Artinya: “Kalau bukan kerana engkau (Muhammad) Aku tidak menciptakan tata surya”.
 
Tentang kedustaan hadits qudsi ini, al-Imam As-Syaukani menyebutkan di dlm”al-Fawa'id al-Majmu'ah fi al-Ahadith al-Maudhu'ah”(hal. 326), beliau mengatakan: Telah berkata as-Son'aani: Maudhu' (hadith ini palsu). Dan al-Albani Berkata di dlm”al-Silsilah ad-Dhoiefah”(282): “Maudhu' (hadith ini palsu)”.

Dan dalam riwayat lain redaksinya:

“لولاك ما خلقت الدنيا”

“artinya: Kalau bukan engkau, aku tidak menciptakan Dunia”.

Hadits ini di sebutkan oleh al-Imam Ibnul Jauzi dalam kitab kumpulan hadits-hadits palsu (الموضوعات) dan dibenarkan akan kepalsuannya oleh al-Imam as-Sayuuthi dalam kitabnya”اللآلئ المصنوعة”1/272.

Dan hadits ini oleh Syeikh al-Baani dianggap lemah dan bathil.

(Baca: سلسلة الأحاديث الضعيفة والموضوعة 1/450, Dan baca pula kitab: “المشتهر من الحديث الموضوع والضعيف”karya Abdul Muta’aal al-Jabry hal 13)

Dan Syeikh Taqiyuddin Ibn Taimiyyah pernah ditanyakan kepadanya:

Apakah hadith yg di sebutkan oleh sebahagian manusia: Kalaulah bukan kerana engkau (Muhammad), tidak Allah ciptakan 'Arasy, Kursi, bumi, langit, matahari, bulan dan selainnya, apakah hadits ini soheh atau tidak ?

Maka jawab beliau (Ibn Taimiyyah):

“Nabi Muhammad SAW, beliau adalah Sayyid (tuan) anak2 Adam, dan ciptaan Allah yang paling utama dan yg paling mulia, dan dikarenakan ini lalu sebagian orang berkata: sesungguhnya Allah menciptakan alam karenanya, atau (mereka berkata) Kalau bukan karenanya (muhammad) Allah tidak menciptakan 'Arays, Kursi, langit, bumi, matahari dan bulan. Akan tetapi ungkapan ini bukan hadith dari Nabi SAW, bukan hadist yang soheh, bukan juga yg dhoief. dan tidak seorgpun di kalangan ahli Ilmu yg menyebutnya sebagai hadith dari Nabi SAW, bahkan tidak juga diketahui dari sahabat bahkan itu adalah perkataan yg tidak diketahui siapakah yang mengatakannya ?. (majmu' al-Fatawa 11/86-96)

Dan telah ditanyakan pula kepada al-Lajnah ad-Daa'imah di Saudi Arabia (اللجنة الدائمة):

Apakah perkataan: Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi karena diciptakan Muhammad SAW dan apakah pula makna (hadith)”kalau bukan karena engkau (Muhammad) tidak diciptakan bintang-bintang.”apakah hadith ini ada asalnya?

Maka jawabannya: “Langit dan bumi di ciptakan bukan karena Muhammad SAW, yang benar diciptakannya sebagaimana yg disebut oleh Allah SWT dlm firmannya:

{ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا }.

 "Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”(QS. At-Thalaq 12).

Adapun hadith yg disebut-sebut itu adalah dusta dan kebohongan terhadap NabiSAW. tidak didasarkan pada yg soheh. (fatwa al-Lajnah ad-Daa'imah 1/312).

Dan ditanyakan kepada as-Syeikh Ibn Baz tentang hadith ini, maka beliau berkata: Ini adalah ucapan dari sebahagian org awam yang tidak mengetahui (tidak faham), sebahagian mereka mengatakan bahwasanya:

“dunia diciptakan disebabkan Muhammad, kalaulah bukan karena Muhammad, maka tidak diciptakan dunia, tidak diciptakan manusia”,

(perkataan ini) adalah batil dan tidak asal nya, dan perkataan ini adalah perkataan yg jahat. Allah menciptakan dunia ini utk diketahui kesucian dan ketiggiannya dan utk beribadah kepadanya. diciptakan dunia dan ciptaan2 utk diketahui nama2nya dan sifat2nya, kudrahnya dan ilmuNya dan utk beribadah kepadanya, tiada sekutu baginya. Bukan disebabkan Muhammad, Nuh, bukan juga Musa, 'Isa dan bukan disebabkan para Nabi yg lain. Bahkan diciptakannya utk menghambakan diri kepadanya saja tanpa menyekutukannya”. (fatawa Nur 'ala ad-darb, 46).

Wallahu a’lam.

SEMOGA BERMANFAAT DAN MENAMBAH PENGETAHUAN TENTANG HADITS2 NABI SAW!!!

Amiiin

Posting Komentar

0 Komentar